Hari
Baru Handphone Baru
Oleh : Ditha Audia Ghaisani (2019041028) ILKOM-A
Saya ingat betul hari ketika
saya mendapat handphone baru. Saat itu
saya baru naik kelas 12. Tahun saat otak, tenaga, dan waktu saya semua disita
tugas-tugas dan ujian yang bertubi-tubi. Teman-teman saya saat itu sudah
mendaftarkan diri di tempat les pilihannya. Saya tidak ingin ketinggalan,
pasalnya saya merasa belum siap untuk menghadapi ujian-ujian tersebut, apalagi
ujian untuk masuk perguruan tinggi negeri. Namun masalahnya, saya akan lebih
mengerti jika diajari oleh seorang pengajar. Oleh karena itu, saya meminta izin
kepada orang tua saya untuk mendaftar di suatu tempat les.
Kebetulan hari itu tempat
les tersebut mengadakan presentasi di sekolah saya serta memberikan diskon
kepada siswa-siswi yang ingin bergabung. Saya jelaskan satu per satu informasi
yang saya dapat dari presentasi hari itu kepada orang tua saya. Alih-alih
mendapat izin, saya langsung mendapat penolakan. Ayah saya menolak karena
masalah biaya yang dibutuhkan terlampau besar. Beliau juga mengkhawatirkan
kesehatan saya dapat menurun kapan saja karena padatnya jadwal belajar. Bukan
remaja namanya kalau tidak ngambek. Hal itulah yang terjadi selanjutnya. Saya
ngambek.
Dua hari saya ngambek, hari
berikutnya saya baru terpikirkan sesuatu. Saya menengok ke handphone berwarna putih yang tergeletak di atas nakas. Kala itu handphone saya sudah dalam keadaan yang
mengenaskan karena kondisi baterainya yang bocor dan layar yang sudah tidak
jelas lagi rupanya. Saya pun memberanikan diri untuk berbicara dengan orang tua
saya dengan topik yang berbeda. Saya mengajukan permintaan untuk mengganti handphone. Setelah berdebat sebentar, orang
tua saya akhirnya menyetujui permintaan saya. Tetapi dengan syarat, saya harus menjaga
handphone itu dengan benar serta
menggunakannya untuk keperluan belajar. Saya senang bukan main, tak
henti-hentinya saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya.
Seminggu setelahnya, saya
seorang diri di rumah. Kedua orang tua serta adik saya sudah meninggalkan rumah
sejak pagi. Hari berjalan sangat lamban, kebosanan pun mulai menyerang. Setelah
mengerjakan beberapa tugas, saya memutuskan untuk tidur. Pukul 4 sore, suara
pintu dibuka membangunkan saya. Kriet.
Ibu saya masuk ke kamar saya dengan tiba-tiba, beliau menaruh sebuah kotak
kecil berbentuk persegi panjang di atas kasur saya. Saat itu juga, saya berdiri
dari kasur, menghampiri kedua orang tua saya dengan senyuman selebar mungkin
dan tidak lupa mengatakan terima kasih sebanyak-banyaknya.
Berikutnya, saya melakukan unboxing kotak tersebut. Masih
terbungkus rapi dengan plastik bening yang mengeluarkan bunyi krezek-krezek ketika disobek. Setelah
plastik berhasil terlepas dari kotak, saya membuka penutup kotak dengan
perlahan. Terlihatlah sebuah benda yang dinamakan handphone berwarna rose gold
terkulai di dalamnya. Saya mengeluarkan handphone
itu dengan sangat hati-hati. Bentuknya persegi panjang yang ramping, ukurannya
pun pas di telapak tangan. Permukaan depan dan belakang masih dilapisi oleh
pelindung. Terdapat tombol bulat kecil di layar bagian bawah yang berfungsi
untuk fingerprint. Di bagian kanan,
terdapat tombol untuk menyalakan handphone.
Gambar buah apel yang telah tergigit, kamera serta pemancar flash turut menghiasi bagian belakang handphone tersebut. Lalu di bagian kiri,
ada tombol untuk mengatur mode getar,
dan ada tombol untuk mengatur volume.
Perlahan saya menekan tombol
yang berada di sebelah kanan. Muncullah lambang dari handphone tersebut dengan background
putih. Tampilan awal handphone ini
salah satu favorit saya. Tak lupa saya memeriksa kamera, suara yang
dihasilkannya, kesehatan baterai, serta hal lainnya untuk memastikan handphone dalam keadaan yang baik.
Sepanjang hari itu, saya habiskan waktu untuk mengunduh beberapa aplikasi dan
mengeksplor fitur-fitur lain yang dimiliki handphone
ini.
Hari saat saya mendapat
handphone baru merupakan suatu kejadian yang sangat membekas di memori
saya. Banyak sekali “drama” yang muncul
selama itu, namun itulah yang membuat hari mendapat handphone baru menjadi suatu hal yang menarik di hidup saya. Sampai saat ini, saya masih
menggunakan handphone tersebut dan
kondisinya pun masih terjaga dengan baik.
Komentar
Posting Komentar